Minggu, 27 Maret 2016

Lamang Tapai


Lamang tapai adalah makanan khas dari Minangkabau.
Menurut sejarahnya, Minangkabau dulu merupakan sebuah kerajaan besar di wilayah Sumatera. Daerah kekuasaannya sampai ke wilayah semenanjung Malaka.
Di zaman sekarang suku
Minangkabau yang terkenal sebagai perantau tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bukan hanya di  wilayah Asia saja tapi tersebar hingga ke wilayah Arabia, India, Eropa hingga Amerika.
Di Indonesia, orang Minangkabau dikenal berasal dari provinsi Sumatera Barat. Meski tak sepenuhnya demikian pada faktanya. namun hal ini bisa jadi disimpulkan demikian berdasarkan fakta bahwa pusat kerajaan Minangkabau berada di daerah Pagaruyung yang sekarang merupakan bagian dari wilayah kabupaten Tanah Datar.
Sementara kabupaten Tanah Datar sendiri, merupakan bagian dari provinsi Sumatera Barat. Provinsi Sumatera Barat memiliki ibukotanya di kota Padang yang terletak di pinggir laut. Tak heran perantau Minangkabau di tanah Jawa dikenal dengan sebutan orang Padang.
Nah, kembali ke lamang tapai. Kuliner favorit saya :D
Si lamang tapai ini merupakan kombinasi dua jenis makanan yaitu lamang dan tapai.

Lamang
Lamang atau sering juga dibahasa Indonesiakan dengan nama lemang ini, berbahan dasar ketan putih dan santan kelapa yang dibakar di dalam tabung bambu jenis khusus. Saya masih ingat kalau dulu Amak (nenek) saya mengajak kami pergi ke parak (kebun) untuk menebang batang bambu untuk membuat lemang ini. Bambu yang digunakan berbeda dengan bambu untuk bahan bangunan atau untuk bahan kerajinan. Bambu yang disebut talang ini berbentuk ramping dan lurus serta berwarna lebih hijau muda. Talang kemudian dipotong-potong. Bagian bawahnya berupa buku atau ruas bambu yang digunakan untuk alas dan bagian atas dibiarkan terbuka. Satu ruas-satu ruas talang dipotong dan biasanya potongannya sama tinggi. Nah, kedalam setiap potongan bambu ini akan dimasukkan gulungan daun pisang. khusus untuk membakar lemang ini, daun pisang yang digunakan adalah daun pisang muda yang diambil dari bagian dekat pucuknya. Atau malah pucuk daun pisang yang sudah ditebang sehabis panen.
Saya masih ingat dengan telatennya nenek saya memasukkan gulungan daun pisang ke dalam setiap tabung bambu(talang). Setelah semua tabung diberi daung pisang, barulah ketan putih yang sudah direndam dimasukkan ke dalam. Saya lupa detil bumbunya apa saja. Nanti akan saya cari tau. Tapi setelah semua proses selesai, barulah potongan bambu/talang ini disusun untuk dibakar dengan menggunakan batok/tempurung kelapa dan kayu bakar.
Sebenarnya bagi bocah usia enam tahun dulu, hal yang paling menyenangkan adalah menonton proses pembuatan lemang ini :D Karena sesungguhnya tidaklah mudah membuat lemang dan tak semua orang Minang bisa melakukannya.

Tapai
Tapai atau tape ini berbahan dasar ketan hitam yang difermentasikan melalui sebuah proses hingga akhirnya siap santap.
Saya ingat proses pembuatan tape ketan hitam alias tapai ini juga tak lah mudah. Ada berbagai tahap yang harus Namun yang pasti sisi higienisnya adalah paling utama. Daun pisang yang digunakan harus dikeringkan dulu dengan lap bersih, bubuk raginya harus diayak dulu, wadahnya harus bersih, dst. dan Bahkan kita tak boleh kentut saat proses pembuatan tapai ini. Saya tak tahu bagaimana penjelasan logisnya namun demikianlah pantangan yang saya ketahui. Kalau kita melanggar pantangan-pantangan ini, rasa tapainya tak akan nikmat.

Kuliner Acara Khusus
Lemang ketan ini dikenal bukan sebagai camilan sehari-hari. Saya ingat, di masa kecil dulu, saya baru bisa menikmati lamang tapai saat menghadiri acara-acara adat  atau di hari raya.
Lamang tapai juga bisa ditemukan di dalam menu buka puasa ramadan. Sebab, di bulan ramadan, penjual lamang tapai lebih banyak ditemukan di pasar-pasar rakyat di daerah Sumatera Barat.
Dan sayang sekali hingga saat ini saya belum bisa menemukan lamang tapai senikmat yang dibuat mendiang Amak dulu ^__^

in loving memory of my wonderful Grandma ^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar