Selasa, 24 Mei 2016

Lapek Bugih


Saya tau nama penganan ini Lapek Bugih dari Nenek. Tapi saya tak tau kenapa dinamai Lapek Bugih. Kalau lapek dalam bahasa Indonesianya berarti Lepat. Kalau Bugih dalam bahasa Indonesia berarti Bugis. Tapi bahasa Minangnya ya Lapek Bugih.
Lapek Bugih ini berbahan dasar ketan hitam dan kelapa parut yang
sudah diberi gula pasir dan sedikit garam. kalau tak salah dibubuhkan sedikit vanili juga. 
Seingat saya, di masa kecil dulu saya hanya bisa makan Lapek Bugih di saat tertentu saja dan dalam peristiwa khusus. Misalnya ada pesta pernikahan atau baralek. Atau ada perayaan adat lainnya seperti pesta pengangkatan datuk, atau di dalam upacara keagamaan dan hari raya.
Meskipun imut dan lengket, namun rasanya yang manis membuat saya ketagihan. Jadi, Nenek selalu menyisakan buat saya jika ada penganan ini di rumah. 
Lapek bugih dibuat dari ketan hitan yang sudah berbentuk tepung yang kemudian diencerkan dengan air dan santan. Komposisi tepatnya saya sudah lupa. Lagipula saya ingatnya hanya ikutan bantuin bikin bola-bola kecil dari adonan ini. Kemudian diletakkan di atas selembar daun pisang muda. Dan setelah itu lalu diisi dengan sesendok makan kelapa parut untuk isian tadi ke dalamnya, lalu ditutupi dengan seluruh permukaan ketan dan dibungkus dengan selembar daun pisang muda. setelah semua selesai dibungkus. lalu dikukus dengan dandang sampai matang. Setelah dingin baru bisa dikonsumsi.
Sayangnya lapek bugih ini bukan sejenis penganan yang tahan lama seperti dodol. Jadi kurang tahan lama. 
Saat sudah merantau ke Jakarta, saya cukup repot mencarinya jika kangen ingin makan Lapek Bugih ini. Hingga akhirnya sampai ke Proyek Senen dan menemuan penganan ini dijual di kios sepanjang jalan Kramat. Voila! ^_^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar